Text
Pendidikan Literasi
Pendidikan Literasi Membangun Budaya Belajar, Profesionalism, merupakan buku penunjang bahan ngajar mengajar karya Prof. Dr. Sarwiji Suwandi, M. Pd. Literasi digital kini menjadi hal yang perlu dikuasai oleh semua orang. Pasalnya, pada era digitalisasi ini kebutuhan setiap orang akan teknologi semakin meningkat. Keterampilan berliterasi digital dapat meningkatkan kemampuan seseorang dalam mengakses, membuat, memahami konten, menyebarluaskan bahkan media digital pada kesehariannya. Pastinya penerapan literasi digital ini mampu membuat masyarakat jauh lebih bijak dalam menggunakan serta mengakses teknologi. Salah satunya di dunia pendidikan, memasuki era digitalisasi membuat keterampilan ini penting untuk dikuasai oleh siswa bahkan guru. Mereka untuk mahir dalam memanfaatkan beragam teknologi digital guna memudahkan proses pembelajaran.
Oleh sebab itu, harus dibangun kegiatan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) dilaksanakan dengan mengintegrasikan antara kegiatan intrakurikuler, kokurikuler dan ekstrakurikuler. Praktik literasi yang dilaksanakan di lingkungan sekolah baik dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) di kelas maupun di luar kelas, yang menunjang seperti penugasan, pekerjaan rumah, serta kegiatan di luar jam pelajaran GLS merupakan suatu gerakan meliterasikan semua warga yang berada di lingkup sekolah. Mereka memiliki peran vital sebagai role model dan suri tauladan dalam kegiatan berliterasi. Kegiatan ini diupayakan menjadi sebuah budaya yang tentu saja memerlukan dukungan dari beberapa pihak seperti pegiat literasi, orang tua, komite, tokoh masyarakat dan professional.
Dalam penerapannya kegiatan literasi sekolah dapat dilaksanakan dalam berbagai bentuk seperti, pembelajaran di kelas, pembiasaan, serta pemanfaatan sumber belajar. Gerakan literasi lewat pembelajaran di kelas berupa materi yang diintegrasikan dalam mata pelajaran, metode serta pengelolaan kelas. Kegiatan budaya sekolah dilaksanakan di luar pembelajaran. Hal ini dapat dilakukan melalui beberapa langkah contoh seperti upacara bendera, menyanyikan lagu nasional, menyanyikan lagu daerah, membaca 15 menit dan pembiasaan lain seperti penumbuhan budi pekerti. Pemanfaatan sumber belajar di masyarakat dapat dilakukan dengan memanfaatkan sumber daya yang ada seperti pasar, stasiun, profesi yang ada sebagai bahan pembelajaran.
Peningkatan jumlah dan ragam sumber bacaan bermutu tidak terbatas pada buku pelajaran saja tetapi juga penyediaan alat peraga dan mainan edukatif. Ragam bahan literasi juga dengan menyediakan bahan belajar dalam bentuk digital. Ragam bahan literasi bisa juga dengan kegiatan menulis bagi peserta didik, seperti menulis karya ilmiah,menulis pantun, menulis kata mutiara, menulis poster. Dari sinilah, buku ini akan membahas dan memperkaya wacana pendidikan literasi dalam membangun budaya belajar, profesionalisme pendidik, dan budaya kewirausahaan untuk mewujudkan marwah bangsa Indonesia.
2354SPN.Umum | 372.41 SUW p | Perpustakaan STIKes Muhammadiyah Ciamis (S-1 Keperawatan N.Umum) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain